Kamis, 19 Februari 2015

Konsep Dasar Perkembangan Kognitif



PENDAHULUAN
Karya Jean Piaget merupakan teori yang paling komprehensif dalam perkembangan intelektual pada zamannya, dan boleh dikatakan tidak ada teori yang sebanding bahkan mendekatinya (Sternberg, 2002). Ide-ide Piaget banyak dimanfaatkan dan menjadi inspirasi dalam pengembangan paradigma psikologikognitif, terutama konsep pengolahan informasi, dan menumbuhkan kelompok teoritis kognitif Piaget. 

PENGERTIAN
Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, yang berarti mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau ranah/wilayah psikologi manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan, dan keyakinan. Otomatisasi refleks dan sensori, menurut para ahli tidak pernah terlepas sama sekali dari aktivitas ranah kognitif,sebab pusat refleks sendiri terdapat dalam otak, sedangkan otak adalah pusat ranah kognitif manusia. Pengembangan kognitif adalah proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat pula dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan, yang dipopulerkan oleh Howard Gardner sebagai “potensi biopsychological”.

ASPEK UTAMA DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF

  • Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan primer, yaitu:
  • Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
  • Kemampuan mengingat (memory)
  • Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning)
  • Kemampuan tilikan ruang (spatial factor)
  • Kemampuan bilangan (numerical ability)
  • Kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency)
  • Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed)

CIRI-CIRI PERILAKU KOGNITIF

  • Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.
  • Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dengan arah pemikiran yang berbeda-beda.
  • Berpikir orisional, yaitu memberikan jawaban yang tak laziam atau lain dari yang lain yang jarang diberikan dari kebanyakan orang.
  • Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memrinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan.

KAPAN PROSES PENGEMBANGAN KOGNITIF DIMULAI
Ahli psikologi kognitif meyakini bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia dilahirkan, yang tampak dalam bentuk motorik (gerakan) dan sensorik (menerima rangsangan). Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi kognitif menyimpulkan bahwa aktivitas ranah kognitif manusia pada prinsipnya sudah berlangsung sejak masih bayi, yaitu rentang kehidupan antara 0 – 2 tahun. Kemudian akan brerlanjut ke tahap pre-operasional (usia 2 – 7 tahun), tahap concrete-operasional (usia 7 – 11 tahun), dan formal-operasioanal (usia 11 – 15 tahun). 

BEBERAPA ISTILAH PERKEMBANGAN KOGNITIF VERSI PIAGET

  • Sensory-motor schema (skema sensori-motor), yaitu sebuah atau serangkaian perilaku terbuka yang tersusun secara sistematis untuk merespon lingkungan (barang, orang, keadaan, kejadian).
  • Cognitive schema (skema kognitif), ialah perilaku tertutup berupa tatanan langkah-langkah kognitif (operations) yang berfungsi memahami hal yang tersirat atau menyimpulkan lingkungan yang direspon.
  • Object permanance (ketetapan benda), yaitu anggapan bahwa sebuah benda akan ada walaupun sudah ditinggalkan atau tidak dilihat lagi.
  • Assimilation (asimilasi), yaitu proses aktif dalam menggunakan skema untuk merespon lingkungan.
  • Accomodation (akomodasi), yaitu penyesuaian aplikasi skema yang cocok dengan lingkungan.
  • Equilibrium (ekuilibrium), yaitu keseimbangan antara skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspon sebagai hasil ketetapan akomodasi.

TAHAP PERKEMBANGAN
Piaget membagi skema yang terjadi pada anak untuk memahami dunianya melalui 4  periode atau tahapan utama yang berkorelasi dengan perkembangan seiring dengan bertambahnya usia.
Tahap Sensori-Motor
Subtahapan skema reflex (0 – 6 minggu)
Muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks
Subtahapan fase reaksi sirkular primer (6 minggu – 4 bulan)
Muncul dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan
Subtahapan fase reaksi sirkular sekunder (4 – 9 bulan)
Muncul dari usia 4 sampai 9 bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara pengelihatan dan pemaknaan
Subtahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder (9 – 12 bulan)
Muncul dari usia 9 – 12 bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat obyek sebagai sesuatu yang permanen walaupun kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut yang berbeda (permanensi objek)
Subtahapan fase reaksi sirkular tersier (12 – 18 bulan)
Muncul dalam usia 12 – 18 bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan
Subtahapan awal representasi simbolik (18 bulan – 2 tahun)
Berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas
Tahap Praoperasional
Berpikir praoperasional merupakan prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap obyek-obyek yang dihadapinya. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dilakukan, karena belajar logika belum memadai. Mereka belajar  menggunakan dan merepresentasikan obyek dengan gambaran dan kata-kata, dapat mengklasifikasikan obyek berdasarkan 1 ciri, tetapi pada tahap ini masih bersikap egosentris.
Tahap Operasional Konkret
Pada tahap ini anak sudah mempunyai ciri penggunaan logika yang memadai.

Kemampuan Operasional Konkret
Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk atau ciri lain. Contoh: bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkan dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi
Kemampuan untuk member nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilan, ukuran, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya kedalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa  seperti anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan.
Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Ontoh: anak tidak lagi menganggap cangkir lebar dan pendek lebih sedikit isinya dibandingkan dengan cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah kemudian kembali ke awal. Anak dengan cepat menentukan dengan cepat menentukan 4 + 4 = 8, 8 – 4 = 4
Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan objek atau benda-benda tersebut. Contoh: jika anak diberi cangkir yang seukuran maka akan memiliki isi sama banyak, mereka akan tahu jika air dituangkan ke cangkir lain yang ukurannya berbeda, air di cangkir tersebut akan sama banyak dengan isi cangkir yang lain.
Penghilangan sifat egosentris
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, kemampuan menyesuaikan diri sudh terkendali.
Tahap Operasional Formal
Tahap ini merupakan tahap terahir perkembangan kognitif. Tahap ini mulai dialami oleh anak dalam usia belasan tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah diperolehnya kemampuan berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

IMPLEMENTASI TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
  • Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa.
  • Siswa harus diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang  interaksi dengan teman sebaya, dan bimbingan guru.
  • Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari, dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
  • Belajar aktif akan menghindarkan dari kebosanan melalui interaksi dan permainan.
  • Belajar melalui pengalaman sendiri, proses mencari pengetahuan secara tidak sengaja, dan siswa tidak merasa untuk belajar.
  • Bahasa dan cara berpikir siswa tidak seperti orang dewasa.
  • Siswa dapat belajar dengan baik jika lingkungan mendukung.
  • Bahan yang dipelajari harus dirasakan baru tetapi tidak asing.
  • Kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
Sumber Bacaan:
  1. Ahmad Susanto. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
  2. Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: Indeks.
  3. Wowo Sunaryo Kuswana. 2011. Taksonomi Berpikir. Jakarta: Rosda Karya.

 Tulisan dapat didownload dalam bentuk pdf di sini

16 komentar:

  1. saya setuju dengan materi ini sangat bermanfaat mengetahui konsep dasar pengembangan kognitif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju dan bermanfaat menambah wawasan kita dalam hal kognitif

      Hapus
  2. Jadi semakin tahu bahwa kognitif sangat luas cakupannya. Semoga bisa kita aplikasikan saat pembelajaran pada anak didik kita disekolah

    BalasHapus
  3. Jadi semakin tahu bahwa kognitif sangat luas cakupannya. Semoga bisa kita aplikasikan saat pembelajaran pada anak didik kita disekolah

    BalasHapus
  4. Bagus sekali,sangat bermanfaat dan dalam tahap-tahap penyampaian nya berurutan, dan semoga kita bisa mengimplementasikan kepada peserta didik disekolah kita

    BalasHapus
  5. Semakin mengetahui tahapan kognitif anak semakin kita mengetahui kemampuan kognitif anak , mengembangkan dan mengevaluasi perkembangannya

    BalasHapus
  6. Setuju sangat bermanfaat bagi kita semua

    BalasHapus
  7. Setuju sekali,jadi lebih bisa memahami lagi tentang perkembangan koqnitif,sangat bermanfaat dan bisa di terapkan d sekolah

    BalasHapus
  8. sangat setuju dengan artikel ini. saya semakin faham mengenai tahapan perkembangan kognitif anak. sehingga tidak membandingkan kemampuan anak satu dengan yang lain

    BalasHapus
  9. Artikel yang bagus untuk menambah wawasan dan pengetahuan

    BalasHapus
  10. bagus banget untuk menabah wawasan

    BalasHapus
  11. Artikelnya sangat bagus sekali untuk menambah ilmu dan wawasan mengenai perkembangan kognitif anak ,dan sangat bermanfaat sekali untuk pengetahuan saya pribadi sebagai seorang pendidik.

    BalasHapus
  12. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita secara singkat .ke inti.

    BalasHapus