Pembelajaran adalah
proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar
dalam diri individu dan bersifat eksternal karena sengaja dirancang untuk
mendukung terjadinya proses belajar di dalam diri individu (Benny A. Pribadi,
2009: 10-11). Syaiful Sagala mengemukakan empat variabel interaksi dalam proses
pembelajaran, yaitu: (1) variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik;
(2) variabel konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah dan
masyarakat; (3) variabel proses (process variables) berupa interaksi peserta
didik dengan pendidik; dan (4) variabel produk (product variables) berupa
perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (2009: 63).
Dengan demikian guru
harus berperan untuk menciptakan situasi atau lingkungan belajar bagi peserta
didik, sehingga mereka dapat belajar dengan efektif dan efisien. Untuk
menciptakan situasi dan lingkungan yang tepat bagi para peserta didik, seorang
guru wajib memahami beberapa prinsip berkaitan dengan prmbelajaran.
Kata prinsip berasal
dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, dan sebagainya); dasar”. Prinsip
juga dapat dimaknai sebagai Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan
yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat
diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir,
berpijak atau bertindak. Dengan demikian, prinsip pembelajaran merupakan landasan berpikir, landasan berpijak dengan
harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang
dinamis dan terarah.
Berikut ini akan
diuraikan prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dipahami dan diguasai oleh
seorang guru, agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang kondusif sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut, antara lain:
Dua belas prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh
Atwi Suparman dari adaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :
- Respon-respon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.
- Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda dili ngkungan peserta didik.
- Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
- Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
- Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
- Situasi mental peserta didik untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan peserta didik selama proses siswa belajar.
- Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu peserta didik.
- Kebutuhan memecahkan materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkannya dalam suatu model.
- Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
- Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila peserta didik diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.
- Perkembangan dan kecepatan belajar peserta didik sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat.
- Dengan persiapan, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.
Sedangkan Gagne
(1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
- Menarik perhatian (gaining attention): hal yang menimbulkan minat peserta didik dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives): memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah selesai mengikuti pelajaran.
- Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning): merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
- Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus): menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.
- Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance): memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir peserta didik agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
- memperoleh kinerja/penampilan peserta didik (eliciting performance): peserta didik diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
- memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance peserta didik.
- Menilai hasil belajar (assessing performance): memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menguasai tujuan pembelajaran.
- Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer): merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
Syaiful Sagala (2012:
150-153) mengemukakan 4 prinsip pengajaran, yaitu:
- Prinsip perkembangan, peserta didik yang sedang belajar di kelas berada dalam proses perkembangan, dan akan terus berkembang. Pembelajaran harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
- Prinsip perbedaan individu, setiap peserta didik memiliki cirri dan karakteristik yang berbeda-beda. Pembelajaran harus mempertimbangkan dan mengakomodasi setiap perbedaan karakteristik peserta didik.
- Prinsip minat dan kebutuhan, setiap peserta didik memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda-beda. Pembelajaran harus memenuhi kebutuhan dan disesuaikan dengan minat peserta didik. Meskipun tidak dapat memenuhi minat dan kebutuhan secara total, tetapi sedapat mungkin mendekatinya.
- Prinsip motivasi, setiap perbuatan belajar pasti didorong oleh motif-motif tertentu. Pembelajaran harus dapat menumbuhkan dan memelihara motivasi peserta didiknya.
Oemar Hamalik (2003)
mengemukakan delapan prinsip pembelajaran, yaitu:
- Belajar senantiasa bertujuan berkenaan dengan pengembangan perilaku peserta didik.
- Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.
- Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan asosiasi, dan melalui penguatan.
- Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.
- Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tidak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.
- Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar diri individu.
- Belajar sering dihadapkan kepada masalah dan kesulitan yang perlu dipecahkan.
- Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain.
- Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi peserta didik akan timbul apabila pembelajaran yang diikutinya sesuai dengan kebutuhannya, apabila materi pelajaran itu sebagai sesuatu yang dibutuhkan maka perhatian untuk mempelajarinya semakin kuat. Motivasi yang kuat akan meningkatkan perhatian peserta didik.
- Keaktifan, pembelajaran harus mengkondisikan peserta didik untuk berperan aktif. Dengan demikian, pembelajaran harus menyediakan pengalaman belajar yang dapat mengaktifkan peran serta peserta didik, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik semalin lengkap.
- Keterlibatan Langsung, pembelajaran dengan pengalaman langsung bukan hanya sekedar duduk dalam kelas ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, tetapi bagaimana peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran tersebut.
- Pengulangan, dengan adanya pengulangan, hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat kalau sering dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama sekali jika jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu diperbanyak latihan, pengulangan, dan pembiasaan.
- Perbedaan Individual, untuk dapat memberikan bantuan agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang disajikan oleh guru, maka guru harus benar-benar dapat memahami ciri-ciri atau karakteristik peserta didik tersebut.
- Tantangan, pembelajaran harus memberikan tantangan yang menarik bagi peserta didik untuk dapat memecahkannya.
- Balikan dan Penguatan, peserta didik akan belajar bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi hasil usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan atau penguatan positif, penguatan negatif pun dapat berpengaruh pada hasil belajar selanjutnya.
Berikut ini akan
diuraikan prinsip-prinsip pembelajaran dan implikasinya, yang akan membantu
pemahaman bahwa prinsip-prinsip ini memberikan implikasi sehingga pererapannya
harus tepat.
Prinsip pembelajaran
dan implikasinya menurut Atwi Suparman:
Prinsip
Pembelajaran
|
Implikasinya
|
Respon-respon baru
diulang sebagai akibat dari respon tersebut.
|
Perlunya pemberian
umpan balik dengan segera atas
keberhasilan atau respon yang benar dari peserta didik.
Peserta didik
harus aktif membuat respon.
|
Perilaku tidak
hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh
kondisi atau tanda-tanda yang terdapat dalam lingkungan peserta didik.
|
Perlunya
menyatakan tujuan pembelajaran secara jelas kepada peserta didik sebelum pelajaran dimulai
agar peserta didik bersedia belajar lebih giat.
Penggunaan
berbagai metode dan media agar dapat mendorong keaktifan peserta didik dalam
proses belajarnya.
|
Perilaku yang
ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya
bila tidak diperkuat dengan pemberian akibat yang menyenangkan.
|
Pemberian isi
pelajaran yang berguna pada peserta didik di dunia luar ruangan kelas.
Memberikan umpan
balik berupa imbalan dan penghargaan terhadap keberhasilan peserta didik.
|
Belajar yang
berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada
situasi lain yang terbatas pula.
|
Pemberian kegiatan
belajar kepada peserta didik yang melibatkan tanda-tanda atau kondisi yang
mirip dengan kondisi dunia nyata.
Penyajian isi
pelajaran menggunakan berbagai alat simulasi, gambar, diagram, film, kaset
audio, model, dramatisasi, serta berbagai metode dan media pembelajaran yang
lain.
|
Belajar
menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang
kompleks seperti pemecahan masalah.
|
Perlu digunakan secara
luas bukan saja contoh-contoh yang positif, tetapi juga contoh yang negatif.
|
Status mental peserta
didik untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan peserta
didik selama proses belajar.
|
Apa yang akan
dikuasai siswa setelah selesai proses belajar.
Bagaimana peserta
didik menggunakan apa yang dikuasainya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana sesuatu
yang dikuasainya itu dapat melengkapi,menambah, atau berintegrasi dengan apa
yang telah dikuasai sebelumnya.
Bagaimana prosedur
yang harus diikuti peserta didik agar ia mencapai tujuan pembelajaran.
Bagaimana cara
penilaian yang akan diberikan kepada peserta didik.
|
Kegiatan belajar
yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik untuk
penyelesaian setiap langkah akan membantu sebagian besar peserta didik.
|
Penggunaan buku
teks terprogram.
Guru harus
menganalisis pengalaman belajar peserta didik menjadi kegiatan-kegiatan kecil
dan setiap kegiatan tersebut disertai latihan dan umpan balik terhadap
hasilnya.
|
Kebutuhan memecah
materi belajar yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil akan dapat
dikurangi bila materi belajar yang kompleks itu dapat diwujudkan dalam suatu
model.
|
Penggunaan media
dan metode pembelajaran yang dapat menggambarkan materi yang kompleks kepada peserta
didik, seperti model, film, program televisi, program video, drama, dan
demonstrasi.
|
Keterampilan
tingkat tinggi, misalnya keterampilan memecahkan masalah adalah perilaku
kompleks yang terbentuk dari komposisi keterampilan dasar yang lebih
sederhana.
|
Tujuan
pembelajaran umum harus dirumuskan dalam bentuk hasil belajar yang
operasional agar dapat dianalisis menjadi tujuan-tujuan yang lebih khusus.
Demonstrasi atau
model yang digunakan harus didesain sejalan dengan hasil analisis, agar dapat
menggambarkan secara jelas komponen-komponen
yang termasuk dalam perilaku yang kompleks tersebut.
|
Belajar cenderung
menjadi cepat peserta didik diberi informasi bahwa ia menjadi lebih mampu
dalam keterampilan memecahkan masalah.
|
Urutan pelajaran
harus dimulai dari yang sederhana dan secara bertahap menuju kepada yang
lebih kompleks.
Kemajuan peserta
didik dalam menyelesaikan pelajaran harus diinformasikan kepadanya agar
keyakinan kepada kemampuan dirinya
lebih besar untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks pada waktu yang akan
datang.
|
Perkembangan dan
kecepatan belajar setiap peserta didik bervariasi.
|
Pentingnya
penguasaan materi pelajaran prasyarat oleh peserta didik sebelum mempelajari
materi selanjutnya.
peserta didik
mendapat kesempatan maju menurut kecepatan masing-masing.
|
Dengan persiapan, peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya
sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang
benar.
|
Pemberian
kemungkinan bagi peserta didik untuk memilih waktu, cara, dan sumber-sumber
lain, di samping yang telah ditetapkan dalam sistem pembelajaran agar dapat
membuat dirinya mencapai tujuan pembelajaran.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar