Kamis, 19 Februari 2015

Teori Perkembangan Otak


         Ketika bayi dilahirkan, ia telah membawa potensi yang terdapat dalam 100 – 200 milyar sel neuron yang tersimpan dalam otaknya. Setiap sel akan tumbuh dan berkembang untuk memproses beberapa triliun informasi. Selama masa berkembang, otak akan mengalami perubahan sesuai dengan stimulus yang diterima dari panca indera. Hal ini akan menentukan kecerdasan, kepribadian, dan kualitas hidupnya. Otak akan menentukan perilaku, kepribadian, dan menyimpan ingatan dari pengalaman. Otak dan sistem syarap akan menjadi seperangkat alat yang akan memproduksi dan mengatur seluruh kegiatan tubuh.
        Otak terbagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan kanan . Belahan kiri mempunyai fungsi yang logis, analitis, bertahap dan linear, berpikir konvergen, mengarah pada satu jawaban, rasional. Belahan kanan berfungsi intuitif, holistik, gestalt, non linear, berpikir divergen, mengarah pada jawaban menyebar/toleran terhadap dwiarti dan irrasional
        Keberfungsian dari kedua belah otak tidak dapat dipisahkan, tetapi saling berkaitan. Perkembangan otak kanan akan mempengaruhi belahan otak kiri, dan sebaliknya. Pengembangan program kegiatan bermain haruslah dapat mengembangkan kedua belah otak.
        Masing-masing belahan otak dapat distimulasi sesuai dengan fungsi masing-masing. Belahan kiri berhubungan dengan perkembangan kecerdasan linguistik, logika matematika, visual spasial, dan kinestetik. Belahan kanan berhubungan dengan pengembangan kecerdasan interpersonal, intrapersonal, musikal, naturalis, dan spiritual.
Cara Anak Membangun Pengetahuan
        Teori konstruktivisme: suatu proses aktif dimana anak membangun konsep/gagasan baru berdasarkan pada pengetahuan yang telah mereka peroleh. Anak akan memilih dan mengubah bentuk informasi, membangun hipotesis, dan membuat keputusan berdasarkan proses tertentu. Vygotsky menjelaskan bahwa anak belajar dari benda nyata dan bergerak.


Klasifikasi Pengembangan Kognitif
        Klasifikasi pengembangan kognitif dimaksudkan untuk mempermudah guru dan orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak, sehingga tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak. Klasifikasi tersebut, yaitu:

Pengembangan Auditory (PA)

Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau pendengaran. Kemampuan yang dikembangkan: mendengarkan/menirukan bunyi, mendengarkan nyanyian/syair, mengikuti perintah lisan sederhana, mendengarkan cerita, mengungkapkan kembali certia sederhana, menebak lagu/apresiasi musik, mengikuti ritmik dengan bertepuk, mengetahui asal suara dan mengetahui nama benda yang dibunyikan.

Pengembangan Visual (PV)

Pengembangan ini berkaitan dengan pengelihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan dan persepsi anak terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan yang dikembangkan: mengenali benda-benda, membandingkan benda-benda dari yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks, mengetahui benda dari ukuran, bentuk, atau warna, mengetahui adanya benda yang hilang jika ditunjukkan sebuah gambar yang belum sempurna atau janggal, menjawab pertanyaan tentang sebuah gambar seri , menyusun potongan teka-teki, mengenali nama sendiri jika ditulis, dan mengenal huruf dan angka.

Pengembangan Kinestetik (PK)

Kemampuan ini berhubungan dengan kelancaran gerak tangan/keterampilan tangan atau motorik halus yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Kemampuan yang dikembangkan: finger painting dengan tepung kanji, menjiplak hurug-huruf, melukis dengan cat air, mewarnai gambar sederhana, merobek kertas koran, menciptakan bentuk-bentuk dengan balok, menjahit, membuat gambar dengan berbagai media, menjiplak bentuk bujur sangkar, lingkaran, segi empat, memegang dan menguasai pensil, menyusun puzzle, menggunting, dan menulis.

Pengembangan Aritmatika(PAr)

Kemampuan aritmatika berhubungan dengan kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan. Kemampuan yang dikembangkan: mengenali atau membilang angka, menyebut urutan bilangan, menghitung benda, mengenali himpunan dengan nilai bilangan yang berbeda, memberi nilai bilangan pada suatu himpunan benda, mengerjakan atau menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan menggunakan konsep dari konkret ke abstrak, mengmenghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan, dan menciptakan bentuk benda sesuai dengan konsep bilangan. Dalam praktiknya dapat diterapkan dengan: menggunakan konsep waktu, misalnya hari ini; menyatakan waktu dengan jam; mengurutkan lima sampai sepuluh benda berdasarkan urutan tinggi besar; dan mengenal penambahan dan pengurangan.

Pengembangan Taktil (PT)

Pengembangan ini berhubungan dengan pengembangan tekstur (indera peraba). Kemampuan yang dikembangkan: mengembangkan kesadaran akan indera sentuhan, mengembangkan kesadaran akan berbagai tekstur, mengembangkan kosa kata untuk menggambarkan berbagai tekstur seperti tebal-tipis, halus-kasar, panas diangin, dan tekstur kontras lainnya, bermain di bak pasir, bermain air, bermain plastisin, menebak dengan meraba tubuh teman, meraba dengan kertas amplas, meremas kertas koran, dan meraup biji-bijian.

Pengembangan Geometri (PG)

Pengembangan geometri berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran, kemampuan yang dikembangkan adalah: memilih benda menurut warna, bentuk dan ukuran; mencocokkan benda menurut warna, bentuk, dan ukuran; membandingkan benda menurut ukuran; mengukur benda secara sederhana; mengamati ukuran dengan bahasa ukuran, menciptakan bentuk dari keping geometri, menyebutkan benda-benda berdasarkan bentuk, mencotoh bentuk geometri, menyebut, menunjukkan, mengelompokkan berdasarkan bentuk, menyusun menara dari kubus, mengenal ukuran panjang, berat, isi; dan meniru pola dengan empat kubus.

Pengembangan Sains Permulaan (SP)

Kemampuan sains permulaan berhubungan dengan berbagai percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara saintifik atau logis tetapi tetap dengan mempertimbangkan tahapan berpikir anak. Kemampuan yang dikembangkan: mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitar; mengadakan berbagai percobaan sederhana; dan mengkomunikasikan apa yang telah diamati dan diteliti.


 
Sumber Bacaan:

  1. Ahmad Susanto. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
  2. Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: Indeks.
  3. Wowo Sunaryo Kuswana. 2011. Taksonomi Berpikir. Jakarta: Rosda Karya. 

Tulisan dapat didownload dalam format pdf di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar