Minggu, 15 Februari 2015

Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Pengajaran Mikro



Pengertian Pengajaran Mikro/Micro Teaching


  • Menurut Richard N. Jensen (1974), pengajaran mikro didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan seorang calon guru mengembangkan keterampilannya dalam menerapkan teknik mengajar tertentu.
  • Microteaching berasal dari dua kata, yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit, dan teaching yang berarti mengajar.
  • Pengajaran mikro adalah suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau calon guru dengan scope latihan dan audience yang lebih sempit dan dapat dilaksanakan dalam lingkungan teman-teman setingkat atau sekelompok murid di bawah bimbingan dosen pembimbing atau di bawah bimbingan guru pamong.
  • Jadi pengajaran mikro berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan  atau segalanya dikecilkan.

Apa saja yang disederhanakan/dikecilkan?

Yang disederhanakan, antara lain :

  • Jumlah murid (5 – 10 orang)
  • Waktu mengajar
  • Bahan pelajaran/ruang lingkup materi
  • Keterampilan yang dilatih

 Ciri-Ciri pengajaran mikro


  • Jumlah siswa sebagai subyek belajar sedikit, yaitu antara 5 – 10 orang.
  • Waktu mengajar terbatas (10 – 15 menit).
  • Bahan yang diajarkan terbatas.
  • Komponen mengajar yang dikembangkan terbatas.

Tujuan Pengajaran Mikro



  1. Tujuan utama
  • Tujuan utama pengajaran mikro adalah bahwa pada akhir  perkuliah, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar  atau sikap yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktik pendidikan di sekolah.
   2.  Tujuan khusus
  • Tujuan pengajaran mikro adalah mahasiswa sebagai calon guru menguasai keterampilan dasar pembelajaran.


Keterampilan dasar yang dimaksud, antara lain :

  • Menemukan tingkah laku calon pengajar dan memperoleh umpan balik sebagai hasil supervisi.
  • Menemukan dan melengkapi pengajaran yang bersifat dinamis dalam proses belajar mengajar.
  • Menemukan model-model penampilan guru dalam pembelajaran, menggunakan hasil supervisi sebagai dasar diagnostik dan remidi untuk mencapai tujuan latihan keterampilan.

Fungsi Pengajaran Mikro:

  • Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh umpan balik atas penampilannya dalam pembelajaran.
  • Memberikan kesempatan kepada mahasiswa sebagai  calon  guru untuk menemukan dirinya sebagai calon guru.

Hal yang paling mudah diamati pada saat melakukan praktik pengajaran mikro :
  • Performance (penampilan; kinerja): penampilan seseorang  yang dihayati oleh orang lain.
  • Performance dapat dilatih, karena mendiskripsikan performance yang baik bagi seorang guru adalah sangat sulit. Hal ini karena faktor pembatas, seperti :
  • Performance tidak dapat diungkapkan secara tertulis
  • Performance sangat ditentukan oleh perkembangan cara berpikir, bertindak, dan sebagai suatu bentuk interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Performance dapat dibedakan menjadi beberapa tingkat (level):
  • Tingkat 1: imitating (menirukan), duplicating (menggadakan duplikasi), repeating (mengulang).
  • Tingkat 2: seperti tingkat 1 ditambah dengan recognizing (mengenal), identifiying (mengidentifikasi), remembering (mengingat kembali), recalling dan classifying.
  • Tingkat 3: Tingkat 2 ditambah comparing (membandingkan), relating (menghubungkan), reformulating (merumuskan kembali), illustrating (membuat ilustrasi).
  • Tingkat 4: Tingkat 3 ditambah dengan explaining (menjelaskan), justifying (memutuskan hal yang benar / lebih baik), predicting (meramal), estimating (memperkirakan), interpereting (mengadakan interpretasi), making critical, dan menarik kesimpulan, acting (menirukan), duplicating (menggadakan duplikasi), repeating (mengulang).
  • Tingkat 5: Tingkat 4 ditambah denngan creating (mencipta), discovering (menemukan), formulating new hypotesis (menyusun hipotesa baru), formulating new question, formulating new problems.

Model Pengajaran Mikro

Model pengajaran mikro pada umumnya dilaksanakan dengan peer pengajaran mikro. Pada model ini teman sebaya memposisikan diri sebagai siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga disebut sebagai simulasi pengajaran mikro. Teman sebaya diharapkan bersedia memposisikan diri sebagai siswa.

Sumber Bacaan:

Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Zainal Asril. 2010. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar